Tradisi peringatan Maulid Nabi Maulid

Assalamualaikum wr.wb

Kali mau berbagi tentang peringatan Maulid Nabi.

Maulid Nabi merupakan peringat kelahiran Nabi Agung Muhammad SAW .Berdasarkan kalender Masehi, 12 Rabiul awal berada pada tanggl 24 Desember 2015 kalender Masehi. Di Indonesia yang mayoritas memeluk agama Islam mempunyai cara
perayaan  yang berbeda-beda sesuai adat, istiadat, dan kebudayaan setiap daerah.  Letak Indonesia yang terdiri dari banyak pulau baik pulau besar maupun pulau kecil menyebabkan  ragamnya  kebudayaan Indonesia. Ragamnya perbedaan ini menyebabkan Indonesia menjadi negara unik  dengan ciri khas yang berbeda-beda. 

Salah satu yang memiliki perayaan khusus Maulid Nabi tersebut yaitu Baubau, Sulawesi Tenggara yang mempunyai banyak suku dengan suku terbesar yaitu suku Buton.  perayaan ini dilakukan setiap tahun sesuai dengan kalender hijriah. Pada  Artikel ini, saya  tidak akan membahas bagaimana ritual Maulid Nabi Muhammad SAW tersebut , tetapi saya ingin berbagi kisah bagaimana  tradisi ini dikeluarga besar saya.

Menjadi bagian  keluarga besar  yang masih menjunjung dan mempertahankan adat dan istiadat daerah merupakan sebuah anugerah tersendiri untuk saya pribadi. Saya masih bisa mempelajari dan merasakan warisan yang menjadi turun temurun ini.

Alhamdulillah Tahun ini saya bisa mengikuti  acara ritual tahun ini. Dikeluarga besar saya ada kebiasaan yang akhirnya menjadi ritual rutin setiap tahunnya ketika Maulid Nabi akan dilaksanakan.  Hal ini sebenarnya sesuatu  yang wajar, tapi menjadi  sesuatu yang menarik bagi saya.  pada  peringatan Maulid Nabi tepat pada tanggal 12 Rabiul Awal disebut sangkoniana Lowo.  Dikeluarga Besar saya, yang tepat melaksanakan pada hari Maulid  Nabi yaitu kakak Pertama ayah saya. entah sejak kapan tapi berdasarkan cerita telah dilaksanakan sejak dahulu. Sehari sebelum pelaksanaan, akan diadakan persiapan (pohamba-hamba = bantu-bantu) untuk menjamu tamu. Persiapan sebenarnya sudah disiapkan sejak jauh hari namun puncaknya yaitu sehari sebelum pelaksanaan. Dan suasana akan sangat ramai pada malam harinya.

Yang datang tidak hanya kaum ibu namun bapak dan anak pun turut hadir. Ada adik, kaka, anak, keponakan (beserta anak dan pasangan) serta tetangga (yang sebenarnya masih bagian keluarga juga), walaupun hanya sekedar bercakap-cakap (koja-koja)  untuk kaum bapak-bapak atau bermain-main untuk para anak-anak.  Para gadis dan ibu-ibu pun membentuk seperti forum kecil dengan pekerjaan yang berbeda-beda. Terkadang ada suara tawa diselah perbincangan mereka.  Banyak hal yang diperbincangkan , mulai dari info kekinian hingga  mengenang masa lalu.  tidak ketinggalan  forum yang saya buat. Kami pun mengenang   saat kami masih duduk dibangku sekolah dasar. Membayangkan betapa ributnya kami dahulu.  Namun  tak ada larangan, kami dibiarkan  berekspresi selama kami tak berbuat onar dan merusak.   Melihat kakak-kakak yang sekarang sudah mempunyai anak, saya pun merenung. Mungkinkah kebiasaan ini juga akan dirasakan oleh anak ku nanti? Mungkinkah saya juga akan membawa pasangan saya dan ikut dalam pohamba-hamba? Entahlah, selama adat ini  masih bisa dipertahankan dan pohamba-hamba masih diterapkan, insyaallah apa yang saya rasakan hari ini bisa dirasakan oleh anak saya kelak. Aminnn

Menurut saya, tradisi seperti ini harus terus dijaga. Bukan hanya karena memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW, namun lebih dari itu, tradisi ini merupakan ajang perekat hubungan keluarga. Jika selama ini masing-masing disibukkan dengan aktifitas pekerjaan, maka dengan tradisi ini bisa menyatuhkannya jarak tersebut.  dan semoga, meskipun sudah mulai menjamur catring (pesan makan), semoga tradisi pohamba-hamba masih bisa dibudayakan.  Dan tentu ini menjadi tugas kita sebagai tokoh muda yang nanti akan menjadi tokoh Tua pula.

Sekian cerita kali ini. sampai bertemu dicerita berikutnya J

main sama Adik-adik

foto sama Bibi.. mata sipit :(