Belajar jadi Tour Guide

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatu,

Happy May’s day.  Wah udah tanggal 1 Mei aja ni. Gk terasa yaa,,, (sebenarnya kerasa banget,, soalnya kaga ada kerjaan. Hehhehe). Apa yang anda ketahui tentang Mey’s Day? Atau ada peringatan apa saja yang ada di bulan Mei? Jadi ingat waktu masih dinegeri sebelang. Bulan Mei  adalah bulan sibuk untuk performance (baca : Awal bulan mei Di Seoul). Akan banyak terselenggara festival selama bulan Mei karena didukung cuaca musim semi yang sangat cantik. Ya jadi teringat kejadian 3 tahun yang lalu.

Pada artikel kali ini saya tidak akan membahas tentang peringatan apa saja yang ada pada bulan Mei. Kali ini saya hanya ingin bercerita tentang pengalaman saya menjadi seorang pemandu wisata. Jadi ceritanya seperti ini. Senior saya yang dari Kendari meminta saya untuk mengajaknya berjalan-jalan mengenal Baubau. Namanya ka Dhita . kami mulai saling mengenal sejak bersama mengikuti seleksi pertukaran mahasiswa ke Seoul, Korea Selatan. Ternyata nasib kami cukup baik dan lulus untuk melakukan pertukaran Mahasiswa kurang lebih 1 tahun lamanya.

Sebenarnya bukanlah kali pertama dia berkunjung ke Baubau, namun karena waktu kunjungan tidak begitu lama dan padatnya jadwal kerja sehingga  tidak sempat untuk melakukan perjalanan mengenal lebih dekat Baubau kota yang terkenal dengan slogan semerbak ini.

Permandian Bendungan Wonco

Saat saya diminta untuk diajak berjalan-jalan, saya sedikit kebingungan. Kemana saya harus membawanya? Apakah tempat yang saya akan ajak bisa memberikan kepuasan atas keinginannya yang ingin mengenal Baubau? Maka saya pun mengajak seorang teman untuk menemani berkeliling Baubau. Sekitar jam 8 kurang 15 menit perjalan kami mulai. Tujuan awal kami yaitu permandian Wonco. saya memilih ini sebagai tujuan awal karena menurut saya, pemadangan  yang disuguhkan selama perjalanan  bisa menyejukkan mata. Hijaunya persawahan, bersambut cahaya mentari pagi dan udara yang masih asri cukup membuat perasaan bisa lebih tenang dan menyegarkan kembali pikiran dan hati setelah padatnya pekerjaan.  Saya pun sedikit memberikan penjelasan yang saya ketahui. Sekitar 15 menit kami berada di Bendungan Wonco dan tidak lupa untuk mengabadikan moment tentunya. Perjalanan kami lanjutkan dengan jalur kembali kebelakang menuju Lowu-lowu. Namun sebelumnya kami singgah sebentar ke salah satu bangunan tempat beribadah masyarakat Ngkari-ngakri dan sekitar persawahan untuk mengambil gambar.

Pemandangan dari puncak Lowu-lowu

Kurang lebih 20 menit perjalanan kami telah sampai dipuncak Mardadi lowu-lowu. Untuk masuk ditempat ini ada biaya yang harus dibayarkan yaitu Rp 2000,- untuk dewasa dan Rp 1000,- untuk anak-anak. Berdasarkan sebuah informasi, tempat tersebut merupakan milik perorangan (bukan milik pemerintah). Cukup lama kami berada dipuncak. Sungguh Allah maha besar. Dan nikmat mana lagi yang engkau dustakan. Kira-kira seperti itulah perasaan saya yang muncul. Perasan kagum akan ciptaan Allah SWT.  Terjadilah diskusi kecil-kecilan di antara kami tentang pariwisata. Jika dilihat-lihat,  Baubau memiliki banyak sekali potensi pariwisata untuk menarik para wisatawan untuk berkunjung baik itu untuk turis mancanegara maupun turis domestik. Jika dibandingkan dengan beberapa tempat di Jawa misalnya, Baubau lebih memiliki daya Tarik yang tinggi. Lalu, kenapa di sana lebih banyak yang berkunjung? Jawabanya Karena disana ada akses  yang tidak begitu sulit untuk berkujung, dan  ada paket wisata yang ditawarkan. Saya pun jadi teringat ketika berwisata goa didaerah Jogjakarta, namun akses untuk kesana belum mendapat perhatian khusus. Jalannya masih berbatu dan cukup berbahaya jika tak berkonsentrasi. Saya pun kemudian berpikir , meskipun daerah kita memiliki wisata yang sangat indah yang mungkin bisa dikatakan sebagai surganya dunia, namun jia tidak didukung dengan akses untuk menuju ke tempat tersebut, maka tempat tersebut hanya akan bisa menjadi sebuah cerita saja dan pada akhirnya hanya menjadi sebuah dongeng yang belum dibuktikan keberadaannya. Nah, mungkin ini yang bisa menjadi penyebab kenapa kurangnya wisatawan yang berkunjung yaitu dukungan akses untuk mencapai lokasi. Dan perlu adanya pengelolah yang tidak melulu harus ditangani oleh pemerintah khususnya dinas terkait. Kenapa tidak diambil oleh para generasi muda yang kemudian dikembangkan sesuai perkembangan saat ini.

Bukit Wantiro

Perjalanan kemudian dilanjutkan ke Jembatan Biru yang saat ini cukup menjadi topik pembicaran oleh masyarakat Baubau yaitu jembatan yang menghubungkan Lowu-lowu dengan Pulau Makassar (Puma). Sebelum pulang, kata orang tak lengkap jika tidak mengabadikan diri ditempat yang dikenal dengan Hollywoodnya Baubau yaitu di bukit Wantiro yang terdapat tulisan Baubau seperti Hollywood yang berada di Amerika.

Tour wisata yang saya pandu berakhir di Pujaserata untuk sarapan J. Cukup senang karena ada perasaan puas dari tamu yang saya antar. Harus mencari lebih banyak lagi informasi ni , jadi bisa lebih maksimal penjelasannya ketika ada yang diminta untuk berkeliling Baubau lagi, apalagi jika bisa dalam Bahasa Inggris. Semoga bisa, insyaallah pasti bisa selama ada kemauan.

Demikian cerita saya kali ini. Lebih dan kurangnya mohon dimaafkan, sampai ketemu dicerita berikutnya, terima kasih telah menbaca. Wassalam J

Pemandangan Sawa Ngakri-ngkari

Jembatan Biru Lowu-Lowu

sumber foto By Dhita Virgian