Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatu,,
Mau sedikit bercerita lagi, semoga tidak bosan dengan cerita saya
ya J.
Beberapa hari setelah saya tiba di kampung halaman tercinta, sepupu
saya dan temannya datang kerumah meminta bantuan untuk mengerjakan tugas yang kurang dipahami kepada
pak Guru. kebetulan ayah saya adalah
guru disalah satu SMPN di Baubau. Karena ayah saya harus ke Sekolah
untuk mengajar, maka ayah kemudian meminta saya untuk membantu mengajarkan
tugas yang kurang dimengerti tersebut.
maka jadilah saya guru sehari lebih tepatnya guru beberapa jam.
Pelajaran yang diminta untuk
dijelaskan adalah Matematika tentang persamaan garis. Alhamdulillah materi
tersebut cukup saya pahami saat masih duduk dibangku sekolahan. Mulailah saya
berperan menjadi guru. saya cukup senang menerima tantangan tersebut, apalagi
saya memang memiliki niatan untuk menjadi seorang pengajar. Saya berusaha
semaksimal mungkin, apa yang saya jelaskan bisa pahami oleh mereka. Saya pun
mulai menjelaskan dari rumus lalu diimplementasikan dalam soal. Ternyata ada
satu bentuk perhitungan yang belum terlalu dikuasai oleh mereka Sehingga saya pun harus memberikan penjelasan
dan latihan soal tambahan. Kemudian kami lanjut kepada pengerjaan soal yang
menjadi tugas mereka.
Saat masih asyik menjelaskan, ayah saya kembali kerumah. Penjelasan
pun kemudian diteruskan oleh ayah saya. saya tidak langsung beranjak. Saya
ingin melihat bagaimana cara ayah menjelaskan kepada muridnya. Melihat dari
cara ayah saya, ada sedikit perbedaan dalam cara penyampaian materi. Awalnya
saya menganggap pola demikian kurang tepat. Namun, kemudian saya berpikir bahwa
penilaian saya tersebut mungkin keliru.
Dan mulai menganggap bahwa justru metode saya yang mungkin kurang tepat atau
kurang efektif.
Menjadi seorang guru menurut saya adalah sebuah profesi yang sulit.
Bagaimana cara mentransfer ilmu yang
kita pahami untuk dimengerti dan dipahami
oleh anak didik. Tidak hanya untuk memahami ilmu namun bagaimana
menstimulasi anak untuk mengembangkan pola berpikir. Pola mengajar yang terlalu
monoton, kaku dan kurang menarik menyebabkan anak didik kurang tertarik untuk
menerima pelajaran. Saya teringat sewaktu saya masih berada dibangku sekolahan.
Saya menyukai semua mata pelajaran sekolah. Namun karena cara mengajar guru
yang kurang menyenangkan maka saya pun menerima pelajaran dengan setengah hati.
Jelas ini bukan contoh yang baik. Namun, menurut saya ada pembelajaran yang
saya dapat simpulkan dari pengalaman tersebut. bahwa cara mengajar itu harus
menarik, harus kreatif. Bisa jadi pelajaran tersebut kurang diminati namun
karena proses belajarnya menarik maka akan muncul keseriusan untuk mendalami
pelajaran tersebut.
Berangkat dari hal tersebut, saya pun berusaha untuk menciptakan
sebuah proses belajar yang menarik, sehingga anak dapat menerima pelajaran /
ilmu dengan senang hati. Namun, melihat dari cara mengajar ayah saya saya pun
kemudian berpikir ulang. Meskipun hal yang pertama yang harus dilakukan adalah
membuat anak tertarik untuk belajar, namun kita tidak boleh melupakkan tujuan
awal yaitu membuat paham dan mengerti bukan hanya sekedar tahu dan mengenal.
Mungkin dan seharusnya, saya harus belajar lagi bagaimana menjadi
seorang guru, bukan hanya bisa mentransfer ilmu sehingga anak didik “Tahu” tapi
yang terpenting bagaimana anak didik bisa paham dan mengerti serta menjadi
pribadi terdidik, dan bisa bermanfaat bagi umat.
Comments
Post a Comment