24 Mei 2015, salah satu Lembaga Organisasi kampus (LO) mengadakan sebuah kegiatan yang menurut saya cukup menarik dan bagus. judul kegiatannya yaitu “indonesia Mengajar Goes to campus” dengan tema “Mengabdi untuk negeri saatnya yang muda yang beraksi”. Jumlah yang ikut pun dibatasi. Alhamdulillah karena salah satu panitianya adalah teman saya, jadi pendaftarannya pun saya serahkan sepenuhnya kepada teman.
Setelah menunggu kurang lebih seminggu, hari pelaksanaannya pun tiba. Lokasi awal pun berubah dan Alhamdulillah lebih memudahkan bagi kami yang tidak memiliki transportasi pribadi. Pagi itu, saya dan teman berangkat pukul 08.00 wib. Saya dengan kesungguhan hati pagi itu berangkat, walaupun pada malam harinya saya tak tidur karena ada kegiatan kampus. Meskipun sudah diingatkan untuk beristrahat saja, saya tetap bersih keras karena saat itu, kondisi saya segar bugar, tanpa mengantuk sedikitpun.
Saat tiba dilokasi, sudah banyak peserta yang datang. Alhamdulillah kami masih mendapat tempat dibagian depan. Sekitar pukul Sembilan lebih beberapa menit, acara dimulai. MC acara membuka acara dengan penuh semangat. tibalah acara yang ditunggu-tunggu, yaitu sharing para pengajar muda. Pada kesempatan itu hadir 2 orang pengajar muda. Saya sedikit lupa tempat penempatan mereka. Mereka banyak bercerita tentang keberadaan mereka selama disana. Sangat memotivasi. Salah satu pembicara bercerita bahwa sebelumnya dia adalah seorang yang tidak begitu aktif baik lisan ataupun kegiatan lainnya selain dibidang akademik. Saat kuliah, beliau hanya berorientasi dibidang akademik untuk mendapatkan indeks prestasi (IP) yang baik. namun pada kegiatan Indonesia Mengajar ini, mengubah pola pikir. Ketika kita berada di daerah orang, yang bahasanya tak seperti bahasa kita sehari-hari, yang bahasa Indonesianya pun tidak selalu sering digunakan. Jika sok kenal sok dekat (SKSD) mungkin biasanya akan membuat orang rishi namun ditempat seperti ini, menurutnya sangat tepat untuk diterapkan. Kita harus bisa beradaptasi, bergaul dengan masyarakat setempat, mempelajari bahasanya, mempelajari bahasanya, memperlajari kesehariannya, dan lain sebagainya. Karena ketika kita berada di tempat asing, lalu kita membuat kita serasa orang asing, maka yang semula hanya “rasa” menjadi nyata sebagai orang asing.
Waduh, sayangnya, kosentarasi saya semain lama semakin menurun. Dan lama kelamaan obrolan atau cerita yang disampaikan seakan menjadi dongen mengantar tidur. Dimenit-menit pertama rasa ngantuk, saya masih bisa mendengarkan, namun lama kelamaan saya tak kuasa lagi untuk menahannya. Dan jadilah ungkapan itu saya sebutkan “saya datang, saya tidur dan saya pulang”.
Cerita ini bukan untuk menceritakan sebuah kejelekan (walaupun mirip sih,, hehehehe), tapi mungkin bisa diambil hikmahnya, bahwa, ketika kita merasa lelah sebaiknya kita istrahat saja, tidak usah memaksakan diri. Apalagi jika kasus seperti saya, yang hampir 2 hari tak tidur. Karena tubuh pun punya hak untuk istrahat. Namun, jika merasa mampu dan kuat, saya rasa tidak menjadi hambatan yang berarti untuk melakukan aktifitas yang cukup menguras tenaga.
Demikian sedikit berbagi tentang motivasi dari kakak-kakak Indonesia Mengajar, semoga dari cerita ini ada hikmah yang bisa diambil. Terima kasih telah membaca, wassalam
Comments
Post a Comment