,,
selamat
pagi semuanya,,
punya
sedikit cerita ni.. kemaren diajak sama kenalan kakak yang ada disini (korea).
Diajak jalan trus makan. setelah itu pulang sekitar pukul 10.an. sepanjang
pulang saya dan teman banyak mengagumi kota tempat kami berada sekarang. public access yang begitu rapi dan terjaga,
transportation dan masih banyak lagi. dan muncullah diskusi diantara
kami.
setiap
kali melihat kota-kota, atau negara-negara dengan ketertiban yang tinggi, gaya
hidup dengan teknologi dimana-mana, kemudahan mengakses kebutuhan dan lain
sebagainya kita pasti akan melontarkan berbagai kata untuk mengekspresikan rasa
kegaguman kita. sebut saja Korea. menginjakkan kaki dan akan menetap beberapa
lama membuat kami sangat berbangga hati. kenapa tidak, kota yang dijuluki
negara gingseng yang sekarang sedang menjadi topik banyak pembicaraan. Mulai
dari topik boyband/girlband,
hingga perkembangan ITnya.
Boleh berbangga karena walaupun hanya beberapa saat tapi sempat merasakan
bagaimana hidup dengan akses kemudahan dimana-mana.
wah, hebat ya...
eits tunggu dulu sebenarnya negara kita juga bisa kok. pertanyaanya, "kapan kita memulainya?". tidak ada suatu negaranya yang ingin negaranya tertinggal dijaman globalisasi seperti sekarang ini. terlepas dari Indonesia dari negara yang korup, coba kita pandang negara Indonesia dari sudut positif kacamata kita.
Pemerintah sebenarnya sudah berusaha membangun negara ini.
berbagai infrastruktur sudah mulai dibangun. dan kemudian pertanyaannya ,
"tapi kok tidak ada perubahan, yang saya rasakan kok seperti ini saja, ah
paling cuma untuk kaum yang berduit".
sekarang muncul pertanyaan, "apakah semua salah
pemerintah?". dari sudut pandang saya "TIDAK". perubahan tidak
terjadi sekejap. tidak seperti cerita "Negeri 1001 dongeng" yang
dengan mengucapkan mantra-mantra kemudian terjadilah.
Sadarlah bahwa ini dunia nyata. Negara maju yang kita lihat
sekarang tidak mungkin berubah dalam sekejap karena mantra-mantra seperti “Negeri
1001 Dongeng”. Perjuangan, pro dan kontra, jatuh dan bangun pasti akan terjadi.
Itu jelas akan trejadi. Namun kesadaran dan kerjasama dari segala pihak membuat
perubahan tersebut akan menjadi sejalan.
Pertanyaan yang muncul sekarang,”sudahkah kita sadar dan
bekerjasama?” cobalah kita melihat sejenak..
Indonesia sudah berusaha mengurangi jumlah penggunaan
transportasi pribadi dengan mengadakan Bus trans. Namun kenyataannya, jalur
yang disediakan justru ikut dilalui oleh para pengguna pribadi. depan halte
untuk menurunkan penumpang justru terparkir mobil pribadi. sudah kah kita bekerjasama? mungkin itu hanya sementara atau belum datang kok busnya. Jika hal
yang kecil saja kita acuhkan apalagi yang besar?
Pernah nonton berita tapi lupa kapan dan tempatnya lupa.. (maaf
kurang akurat)
Reporter mengadakan liputan di sebuah jembatan penghubung. Ditemukan
beberapa moor, dan baut-baut yang lain hilang. Inikah yang disebut ikut
berpartisipasi dalam pembangunan.
Perubahan yang belum tereliasasi bukan sepenuhnya salah
sipembangun. Kesadaran dan kerjasama akan sangat membantu dalam terciptanya
perubahan tersebut..
Bila kegagalan itu bagai hujan, dan
keberhasilan bagaikan matahari, maka butuh keduanya untuk melihat pelangi.
Bila kegagalan itu
bagai hujan, dan keberhasilan bagaikan matahari, maka butuh keduanya untuk
melihat pelangi.
******
demikian opini saya, jika ada kekeliruan mohon kritik dan saran nya,, itulah manusia yang tidak luput dari salah dan khilaf.. thank you for reading :)
Comments
Post a Comment