Assalamu alaikum
Entah apa judul cerita saya malam ini. Yang penting, saya begitu
bersyukur. Sungguh Allah bersama setiap kaumnya.
Jadi Ceritanya seperti ini. masih berkaitan dengan status saya yang
saya ceritakan sebelumnya. Hari ini adalah jadwal saya mengajar. Sore itu ketika saya datang tak ada kendaraan
Bos. Yang ada hanya sekretarisnya. Itu pertanda untuk pulang tak seperti
biasanya.
Kelas berakhir, dan waktunya untuk pulang. Seperti biasa, jika
memungkinkan, kukerjakan aktifitas fardu 5 waktu. Namun melihat sekretasis bos
sudah bersiap dan berberes, aku pikir
mungkin dikerjakan jika sudah di kos saja. namun ternyata, dia justru
mempersilahkan ku untuk mengerjakan Isya terlebih dahulu. Setelah selesai kami
keluar kantor secara bersamaan. Dia bertanya padaku bagaimana caraku pulang.
Ya, nasib tak mempunyai kendaraan, berarti menggunakan jasa angkutan umum. Dia
menawarkan ku untuk ikut dengannya, namun hanya sampai perempatan lampu merah,
setelah itu, dipersilahkan melanjutkan dengan angkutan umum. Aku berpikir
sejenak. Namun setelah mempertimbangkan beberapa hal, seperti karena lokasi
yang belum familiar dan jenis angkutan yang belum diketahui, akhirnya saya
memutuskan untuk menggunakan jasa angkutan saja yang saya tunggu diseberang
jalan kantor. walaupun pasti akan sangat jarang yang lewat. Dan betul saja.
sekitar hampir 20 menit menunggu tak ada angkutan yang lewat. Saya pun
memberanikan diri bertanya pada bapak-bapak yang kebetulan sedang duduk santai
di pinggir jalan. Dari jawaban tersebut cukup membuat saya khawatir. Angkutan
terakhir lewat setelah magrib. Setelah itu sudah sangat jarang. Dan yang
lewatpun adalah angkutan yang akan pulang. Yah, berarti tidak ada pilihan lain
selain menumpangi jasa taksi. sempat terpikir menguhubungi teman kampus, yang
kata teman rumahnya tak begitu jauh dari tempat saya kursus. Namun, pikiran itu
saya urungkan. Mungkin karena malu atau tak ingin merepotkan orang lain. Saya
pun menunggu sebentar sebelum akhirnya memilih untuk memanggil jasa taksi.
namun, saat menunggu taksi tersebut, tiba-tiba datang seorang bapak-bapak (B)
yang menanyakan arah pada bapak-bapak (A) tempat saya bertanya sebelumnya. Bapak A kemudian menjelaskan arahnya. Bapak A
teringat arah tujuan ku. Tanpa konfirmasi sebelumnya pada bapak B, bapak A
langsung menawarkan kepada saya untuk nebeng sampai depan. Saya pun sempat
terdiam sesaat, hingga kemudian saya menkonfirmasi apakah bisa atau tidak kepada bapak B. Entah mengapa saya langsung ikut saat bapak B
menjawab “ya”. Entahlah.
Selama perjalanan, bapak tersebut banyak bertanya pada saya. Kemana
saya mau pergi? Saya tinggal dimana? Disitu saya ngapain? Saya pun menjawab
seadanya. Saat bertanya saya tinggal dimana, saya sedikit ragu untuk menjawab.
Namun akhirnya saya menjawab dengan jujur. Saat ditanya berasal dari mana pun
saya jawab dengan sejujurnnya. Walaupun sempat berniat menjawab ngarang aja
karena prasangka yang kurang baik. bapak B pun mengantarkan saya sesuai tempat
yang saya ajukan, meskipun kemudian bapak B harus berputar arah karena tempat
yang akan ditujunya sudah terlewat jauh. Terima kasih pak, semoga Allah selalu
melindungi bapak dimana pun bapak berada.
**
Untuk kesekian kalinya saya mengatakan pada diri saya sendiri. Maka
nikmat yang mana lagi yang saya dustakan. Mungkin ini terlihat terlalu
berlebihan. Namun, peristiwa-peristiwa seperti ini menyadarkan saya, sedikit
mencubit saya. Bahwa saling menolonglah dengan iklas, tak usalahlah pamrih
terhadap apa yang kita kerjakan. Jika memang ingin pamrih, pamrihlah kepada
Allah. Dan cukup Allah sajalah yang membalasnya. Sebab, kita tak tahu, dan
tidak akan pernah tau apa yang akan terjadi kedepannya. Seperti yang terjadi
pada saya. Saat tak ada kendaran umum yang saya bisa tumpangi untuk pulang,
Allah mengirimkan malaikat tanpa sayap disaat ketakutan saya mulai muncul
karena jalanan yang mulai sepi ditempat yang saya belum terlalu familiar dengan
saya. Terima kasih untuk hari ini
***
Demikian sedikit cerita dari saya. Semoga ada nilai yang bisa
diambil dari cerita ini. jika ada penulisan atau pun kata yang tidak sesuai,
mohom maaf lahir dan batin. Terima kasih telah membaca. Wassalamu alaikum
warahmatullahi wabarakatu.
Comments
Post a Comment