Assalamu alaikum warahmatullahi barakatu.
Setelah sekian lama tidak berceloteh di blog ini. malam ini saya
ingin sedikit berkisah tentang perjalan saya hari ini. tulisan ini dikisahkan
keesokkan harinya. Tapi anggap saja ceritanya adalah hari ini. dari pada bingung,
langsung saja ceritanya.
Sedikit berkenalan dengan status baru saya saat ini (maksudnya
dibulan Juni ini) yaitu bukan hanya saja menjadi mahasiswa dengan sedikit
tambahan julukan mahasiswa tingkat akhir, tapi sudah menjadi salah satu
pengajar disalah satu pusat pembelajaran bahasa (nama disensor). Bulan Juni ini
adalah bulan kedua saya mengajar. Cerita kali ini berkaitan dengan status kedua
saya tersebut.
Hari ini, tepatnya Jum’at
merupakan agenda rutin saya untuk mengisi salah satu kelas bahasa. Untuk
kali kedua saya memberanikan diri (bukan uji nyali diuka-uka ya!!) untuk
menumpangi salah satu transportasi umum yaitu BRT dengan konsekwensi ketika
pulang akan ada oper-operan naik angkot. Namun, itulah jalan yang harus saya
ambil karena nasib diperantauan yang tidak punya kendaraan. Hari-hari sebelumnya saya selalu membawa
kendaraan milik teman, tapi karena lisan yang mulai sungkan untuk meminjam,
akhirnya jalan ini yang saya pilih.
Tepat jam dinding basecamp menunjukkan Pukul 15.45 wib, saya berangkat dengan langkah
yang mantap. Waktu perjalanan saya targetkan 1 jam. Sebab, tidak bisa
diprediksi kapan BRT berikutnya akan tiba, jadi untuk memperkecil kemungkinan
terlambat, perjalanan harus terhitung 1 jam.
Alhamdulillah saya tiba dan waktu menunjukkan 5 menit lebih dari
jadwal yang telah ditentukkan. Kelas berjalan seperti biasa. Waktu telah
berjalan satu setengah jam dan itu
berarti kelas selesai untuk hari ini. setelah menyelesaikan salat Isya, saya
pun pamit pada mas ketua. Disinilah perjuangan saya dimulai. Hampir setengah
jam saya menunggu jemputan bang Day (alias Daihatsu/angkot). Dan ternyata memang tak ada. Seperti orang
kehilangan sesuatu, 2 – 3 kali saya mondar –mandir depan tempat kursus. Setelah mempertimbangkan
dengan seksama, dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya, saya pun memutuskan
untuk kembali ke kantor dan bertanya apakah boleh nebeng atau tidak. Walaupun
yakin pasti diantar sampai tempat pemberhentian berikutnya, tapi kemungkinan
lain pasti bisa terjadi. Alhamdulillah, mas ketua mau mengantar sampai tempat
menunggu angkot berikutnya. kalau kata struck belanja minimarket / swalayan
“anda hemat (sekian) ribu.." ada sedikit rasa tidak enak saat menaiki mobil mas
ketua. Sebenarnya perasaan ini tidak akan sesungkan ini jika kondisi badan
sedikit bersahabat (cukup saya yang tau ya !!)
Kalau belajar dari pengalaman hari pertama masuk kerja, setelah ini
(diantar sampai pemberhentian berikutnya) saya harus berganti angkot 3 kali
untuk tiba dikos saya tercinta daerah Kaligawe. Saya pun pasrah dengan keadaan
saat itu. Jikapun tak ada angkutan lagi, mau tidak mau pilihan terakhir adalah
naik taksi. yang saya pikirkan saat itu adalah, “Semoga Allah lindungi saya, dalam
keadaan dan dalam situasi apapun”. Tak ada yang tau apa yang akan terjadi
setelah saya turun dari mobil mas ketua, tak ada yang tau apa yang terjadi
selama saya menunggu angkot, tak ada yang tau beberapa menit bahkan detik berikutnya apa yang akan
terjadi. Dan alhamdulillah Tak lebih dari 10 menit menunggu, dari arah kiri yang sudah saya duga,
muncul 2 mini bis. Alhamdulillah, mintanya 1 eh, malah yang datang 2. Tanpa
berpikir panjang saya pun naik. Ini adalah kali kedua saya menumpangi mini bis
seperti ini dan saya yakin pasti akan melewati tempat berganti angkutan berikutnya (Johar).
Alhamdulillah berkat mini bis ini, yang sebelumnya harus berganti 2 kali angkot
untuk tiba di Johar, sekarang bisa saya tempuh hanya dengan 1x naik angkutan.
Untuk kedua kalinya say ucapkan “anda hemat (sekian) ribu.
Saat bis hampir melewati sebuah stasiun, kondektur bertanya pada saya kemana saya akan turun. Saya pun mengatakan saya akan turun di Johar untuk
mengganti angkutan. Kondekturnya pun mengatakan bahwa turunnya distasiun
berikutnya saja. betapa bersyukurnya saya malam itu, untuk kesekian kalinya saya
berkata “anda hemat (sekian ) ribu”. Subhanallah, dan saya pun tiba di kos
dengan waktu yang tidak terlalu larut karena oper-operan angkot.
bang Dai (Daihatsu) alias angkot |
mini Bis (anggap saja seperti ini) |
**
Jadi inti yang saya ingin sampaikan yaitu. Dalam situasi dan
kondisi apapupun, ingatlah Allah. Walaupun rasa takut dan was-was itu ada, tapi
yakinlah Allah pasti bersama kita. Saya hanya minta lindungi dan mudahkan
perjalanan saya malam ini, dan ternyata Allah justru memberi lebih, hingga saya
berkata “Anda hemat (sekian) ribu”. Maka NikmatTuhan mana lagi yg saya Dustakan????
***
Sekian
cerita saya malam ini, semoga ada hikmah yang dapat diambil. Jika ada
salah mohon maaf lahir dan bathin, dan
jika ada kebaikan didalamnya itu semata-mata datangnya dari Allah SWT. Akhir
kata saya ucapkan Terima aksih dan Wassalam :)
Comments
Post a Comment