Selasa, pukul 16.00 waktu setempat
adalah jadwal yang sudah ditetapkan untuk komisariat Teknologi Industri mengajar
di TPQ Insan Cita. Alhamdulillah sudah kali keempat saya berkunjung ke TPQ
tersebut. awal kunjungan, saya mengira itu adalah akhir dari kunjungan saya.
Ada sedikit perasaan tidak enak terhadap suasananya. Maklum terkadang perasaan
masih menang terhadap logika. Jarak Kunjungan pertama dan kedua cukup lama,
sehingga membuat saya sedikit menjadi orang asing diantara teman yang lain.
Mencoba untuk lebih dekat, namun bisa ditebak seberapa besar respon yang
diterima pada seseorang yang jarang bersua.
Jarak pertemuan kedua dan ketiga pun
agak cukup lama. Namun kali ini, saya berusaha untuk santai, berusaha lebih
dekat lagi, seakan saya telah mengenal mereka. Sistem SKSD alias Sok Kenal Sok
dekat saya terapkan. saya rasa SKSD itu tidak salah dan sah-sah saja untuk
diterapkan, yang peting tidak lebay, (maksudnya??)
Bersama mereka untuk beberapa saat
memberikan saya mimpi yang baru, yaitu ingin menjadi seorang guru TK. Kalau
dilihat memang nantinya akan repot namun menurut saya, pada saat TK itulah,
langkah awal menentuhkan arah perjalanan seorang anak nantinya. Untuk itu, saya
pun harus memposisikan diri saya sebagai contoh yang baik (semoga bisa,, amiin)
Pada kunjungan yang keempat, saya
sudah cukup akrab bersama mereka. Agenda di TPQ yaitu belajar mengaji kemudian
belajar tambahan. Saya bersyukur bisa bergabung di TPQ ini. kenapa? Karena saya
dituntut untuk belajar lagi baik itu cara membaca ayat, mapun berahlak yang
baik. “sampaikanlah walaupun satu ayat”, kalimat tersebut sering terdengar.
Namun, bukan berarti yang salah pun disampaikan. Walaupun hanya satu ayat,
namun harus diketahui terlebih dahulu bahwa itu benar agar tidak merugikan
orang dikemudian hari.
Anak-anak di TPQ diajarkan doa-doa
harian. Ketika mereka disuruh untuk melafalkan doa harian, mereka dapat
melafalkan dengan baik walaupun masih ada beberapa kata yang keseleo. Saya pun
bercermin pada diri saya sendiri. Sudahkah saya mengamalkan hal tersebut? ya
kalau ingat? Cukup terharu juga pada diri sendiri.
Semoga ini menjadi awal yang baik. Jangan
hanya menjadi teropong yang hanya melihat kesalahan orang lain, tetapi mencoba
menjadi cermin, yang melihat kesalahan diri sendiri untuk diperbaiki menjadi
lebih baik lagi.
Semoga
kita termasuk orang-orang beriman, dan diberi petunjuk oleh Allah SWT.. amiiin
Comments
Post a Comment